Saturday, 16 June 2012

The Help oleh Kathryn Stockett


Siapapun yang menyukai buku historical fiction, The Help merupakan salah satu a highly-recommeded book to read before you die. Pada awalnya saya sendiri sulit untuk dapat menyerapi buku-buku historical fiction. Pertama karena tebal bukunya kadang nggak nanggung-nanggung. Kedua karena isu yang ditampilkan dalam buku-buku tersebut kadang terlalu berat untuk otak saya *sigh*

Namun, lama-kelamaan saya jadi menemukan kecintaan tersendiri terhadap buku-buku ber-genre ini. Saya selalu salut oleh para penulis yang "berani" mengusung genre ini. Memunculkan latar belakang sejarah dan isu yang berkembang--bahkan di zaman saat mereka sendiri belum lahir--pasti merupakan pekerjaan berat yang membutuhkan riset yang tak sedikit.

The Help salah satunya.

Buku ini mengisahkan tentang tiga orang perempuan yang hidup pada tahun '60-an di Amerika Serikat, pada saat rasisme masih menjadi isu sentral. Ada pemisahan yang jelas antara mereka yang berkulit putih dan keturunan Negro di negeri itu, terutama di negara bagian Mississippi. Yang berkulit putih distereotipkan bahwa mereka yang berada dalam hierarki tertinggi, sementara para Negro hanya menjadi kaum pekerja atau buruh dengan kondisi sosial dan ekonomi yang menyedihkan. Pemisahan antara rumah sakit, lingkungan tempat tinggal, hingga sekolah masih sangat terasa. Bahwa mereka yang berkulit hitam di"haram"kan untuk memakai fasilitas yang sama dengan mereka yang berkulit putih.

Ironisnya, wanita-wanita yang berasal dari kelas ekonomi dan sosial menengah ke atas (which are, the Whites), kebanyakan dari mereka merupakan pekerja sosial. Mereka mengirimkan donasi atas barang-barang dan makanan kepada mereka yang kelaparan di Afrika, sementara mereka yang tinggal dekat sekali dengan mereka diperlakukan selayaknya budak.

Eugenia "Skeeter" Phelan dapat mencium bau ke"tidaknormal"an ini selulusnya dari universitas. Ditambah lagi, Constantine, pengasuhnya semenjak bayi, menghilang entah kemana dan tak ada seorang pun yang mau membuka mulut untuk menjelaskannya. Bagi dia, Constantine itu lebih dari sekedar seorang pengasuh atau pembantu (The Help). Baginya, Constantine merupakan sosok ibu kedua yang menyayanginya dan menanamkan nilai-nilai kebaikan untuknya.

Berangkat dari sana, Skeeter memutuskan untuk membuat suatu perubahan dari sebuah hal kecil: melihat perspektif baru tentang isu the Whites vs Colored dari perspektif mereka yang berada dalam kategori subordinat. Yaitu para orang-orang berkulit hitam. Dari kalangan pekerja rumah tangga. Skeeter menulis sebuah buku yang berjudul Help, sebagai representasi "ini loh keadaan antara kulit putih dan kulit hitam di Mississippi tuh gini..." dan membuka pandangan masyarakat akan kenyataan yang ada. Tentu, sepanjang perjalanan penulisan buku itu, banyak pahit manis dan jatuh bangun Skeeter dan kedua sahabat kulit hitamnya yang membantu sepanjang penulisan buku, Abeileen dan Minny. Bekerja secara diam-diam, dimusuhi oleh teman-temannya, hingga ancaman maut yang menghadang.

Tentu, dalam hal itu bukan hanya hal-hal buruk saja yang disampaikan. Banyak kisah indah persahabatan yang dikisahkan antara mereka yang berkulit putih dan berkulit hitam. Banyak kisah mengharukan dalam menyatukan perbedaan-perbedaan itu yang menunjukkan bahwa they can change the condition. And sure, they can.

No comments:

Post a Comment