Lukisan Hujan
Image Link |
Untuk konflik, Sitta Karina sukses membuat cerita ini menjadi penuh konflik. Buku ini tidak dibawa naik (konflik) kemudian turun (resolusi), melainkan naik, turun, naik, kemudian turun lagi. Cukup membuat saya gemas karena permasalahan seakan tidak ada habisnya, tetapi itulah bumbu yang membuat buku ini menjadi sebuah page turner.
Menurut saya, cerita ini "remaja" banget dan tetap bisa saya nikmati di usia saya yang sudah bukan berada di usia remaja lagi (wow, I admit it!). Konfliknya tipikal yang sering remaja Indonesia alami. Jatuh cinta, patah hati, bertepuk sebelah tangan, sampai berantem dengan sahabat sendiri. Namun, ada beberapa hal yang membuat saya juga sedikit terganggu; yaitu bumbu-bumbu tentang kehidupan jetset dan kehidupan glamor yang menurut saya porsinya besar juga. Maybe it is only me, tapi saya hidup secara biasa saja dan merasa semua itu terlalu jauh dari kehidupan saya. Hidup dikelilingi manusia-manusia socialite Jakarta, berteman dengan para artis, model, atau dengan mudahnya bolak-balik ke luar negeri, kok di novel ini terdengar semudah itu ya :)))
Sinopsis
Sisy baru saja pindah ke perumahan Bintaro Lakeside. Diaz baru saja putus dari mantannya, Anggia, dan masih belum bisa melupakannya.
Ketika bertemu dengan Sisy, pertengkaran kerap terjadi di antara mereka. Adu mulut dan tarik urat sudah biasa terjadi kalau mereka sedang berbeda pendapat. Namun, lama-kelamaan hal tersebut justru menjadi pembuka jalan bagi sifat Diaz yang mulai terbuka. Diaz tidak lagi setertutup dulu karena Sisy bisa membawa Diaz menjadi lebih santai dalam kehidupannya.
Dan ketika pertemanan dan hubungan abang-adik saja mulai tak lagi cukup, Sisy dan Diaz mencoba melangkah lebih maju dalam hubungan mereka menjadi... sepasang kekasih.
Tapi semua tak berakhir sampai di situ saja. Banyak aral melintang yang harus mereka hadapi dalam mempertahankan hubungan itu.
Putri Hujan dan Ksatria Malam
Image Link |
Saat baca buku sekuelnya, saya udah lumayan bisa menikmati gaya penulisannya Sitta Karina. Much better than the previous one :)
Pertama, dari segi bahasa oke. Kedua, dari segi setting juga keren. Sitta Karina sukses menggambarkan latar setting yang sangat riil. Ketiga, saya salut akan ketotalannya dalam pengetahuan yang dimilikinya. Sitta Karina seolah-olah menguasai seluruh ilmu dalam Aikido, sastra Jepang, bahkan sampai dunia bisnis yang sangat belibet. Meskipun saya nggak ngerti, tapi saya yakin semua itu harus dilalui oleh riset yang sangat panjang.
Dari segi cerita juga sebenarnya standar dan "remaja" banget. Bagaimana Diaz menjemput cinta lamanya di San Fransisco dan tentunya, harus melalui banyak rintangan yang tidak mudah. Tapi bagi saya, kok bumbu-bumbu yang ditambahkan agak terkesan "drama" banget ya. Bagaimana mereka kenal dengan sebuah keluarga Jepang yang ternyata kenalannya si ini, yang ternyata sepupunya si ini, dan ternyata memiliki masa lalu pahit dengan si itu. Lalu berkenalan dengan seorang keluarga bangsawan Austria yang sangat terkenal dan juga memiliki kekayaan di mana-mana. Kayaknya dunia mereka benar-benar sangat sempit dan sangat "wow" sekali :) Selain itu juga, tentu saja dunia dan kehidupan glamor yang nampaknya sangat mudah untuk melakukan apa saja. Entahlah, tapi hidup yang seperti itu not my kind of thing, jadi agak susah untuk menikmatinya di bagian situ :)
But overall, dari segi alur saya salut dengan Sitta Karina. Sama seperti buku sebelumnya, it truly is a page turner.
kehidupan glamour adalah salah satu bagian dari kehidupan di dunia. sampai saat ini, masih ada orang dengan kehidupan, seperti yang diangkat Sitta Karina.
ReplyDeletejadi, kesan "drama" yang Anda maksud tidak berlebihan, tapi lebih kepada realitas yang sampai saat ini masih ada.
Boleh aku pinjem.. huuuaa sedih deh kehabisan novelnya fulu
ReplyDeleteHalo aku mau tanya cara pesan buku ini ke penerbitnya langsung gimana ya? Thanks :)
ReplyDelete