Hari ini saya sangat beruntung karena mendapat kesempatan menghadiri seminar yang mendatangkan Lian Gouw, seorang penulis kelahiran Indonesia yang menerbitkan buku Only A Girl dan memiliki penerbit di Amerika Serikat bernama Dalang Publishing.
Image Link |
Mrs. Gouw merupakan seorang keturunan Tionghoa yang dilahirkan di Jakarta, Indonesia dan hidup pada zaman kolonialisasi Belanda. Karena pada masa pemerintahan Presiden Soekarno seluruh buku berbahasa Belanda dimusnahkan, sementara beliau hanya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Belanda, Mrs. Gouw akhirnya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat. Menurutnya, keterbatasan bahasa membuatnya membisu pada masa itu sehingga beliau memutuskan pergi meninggalkan tanah air. Setelah kurang lebih 40 tahun menetap di Amerika Serikat, pada tahun 2010, Mrs. Gouw kembali menginjakkan kakinya di Indonesia.
Berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air, Mrs. Gouw mendirikan Dalang Publishing. Dalang Publishing mengkhususkan menerbitkan buku-buku sastra fiksi sejarah berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mrs. Gouw sangat menginginkan Indonesia menjadi sebuah negara yang dikenal luas oleh masyarakat Amerika Serikat. Tagline dari penerbit ini adalah "Bringing Indonesian Literature to the World." Karena berdasarkan pengalamannya, banyak dari mereka yang belum begitu tahu di mana letak Indonesia. Banyak yang mengira Indonesia sama dengan Indocina atau India. Dan setelah ditunjukkan peta yang memperlihatkan betapa luasnya Indonesia, Mrs. Gouw ingin memperkenalkan Indonesia yang hanya dikenal sebatas pulau Bali menjadi lebih luas lagi.
Selain itu, semenjak pertama kali beliau menginjakkan kaki setelah puluhan tahun merantau, ada keprihatinan terhadap kelangsungan bahasa Indonesia. Beliau menyebutnya sebagai "bastardization language" di mana bahasa yang sesungguhnya tidak perlu digunakan justru digunakan. Misalnya, penggunaan terminologi bahasa Inggris yang sesungguhnya kita miliki padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Padahal menurutnya, bahasa Indonesia itu sangat indah dan kita harus bangga menggunakannya.
Mrs. Gouw baru-baru ini menerbitkan satu karya penulis Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris, yaitu Perempuan Kembang Jepun atau Potions and Paper Cranes karya Lan Fang. Novel ini mengisahkan beberapa karakter sekaligus, yaitu Sulis, Lestari, Tjoa Kim Hwa, Kaguya, dan Matsumi. Kisah mereka berlatar belakang daerah Kembang Jepun di Surabaya pada tahun 1940-an.
Dalam proses penerjemahan novel ini ke dalam bahasa Inggris, Mrs. Gouw mempertahankan nilai-nilai dan budaya lokal yang ada, misalnya cara memanggil menggunakan kata "Mas". Beliau juga tidak ingin membuat pembaca pusing dengan banyak menyisipkan footnote. Istilah-istilah yang terdengar asing beliau kumpulkan di bagian glossary yang terdapat di halaman belakang. Proses pemilihan judul pun cukup rumit. Beliau mengakui harus menerjemahkan judul yang bisa dengan mudah dilafalkan oleh penutur bahasa Inggris dan juga tetap merepresentasikan kebudayaan Indonesia. Akhirnya dipilihkan judul Potions (yang mewakili jamu tradisional) and Paper Cranes (yang mewakili budaya Jepang).
Setelah menerbitkan bukunya sendiri yang berjudul Only A Girl, Remy Sylado Namaku Mata Hari / My Name is Mata Hari, dan Lan Fang Perempuan Kembang Jepun / Potions and Paper Cranes, Mrs. Gouw banyak mendapat sambutan positif dari pembacanya. Misalnya, setelah membaca Namaku Mata Hari, seorang pembaca benar-benar melancong ke Borobudur untuk melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dengan begitu, bukan hanya dunia literatur Indonesia yang dikenal secara luas, tetapi juga kebudayaan kita yang mendapat tempat di hati para pembaca internasional.
No comments:
Post a Comment